Sabtu, 19 September 2015

Resume Diskusi "Mengenalkan Allah pada Anak"

RESUME DISKUSI GRUP EMAK2 KECE

Tema: Mengenalkan Allah pada Anak
Narasumber: Teh Kiki Barkiah
Moderator: Khusnul Dwi Tyasari
Notulen: Atus Saniyah
Waktu: Kamis, 17 September 2015
Pukul: 20.30-22.00


◀⏪⏪⏪⏩⏩⏩▶
Mengenalkan Allah Kepada Anak

sub pembahasan: Mengenalkan Allah Kepada Anak Usia Dini

oleh Kiki Barkiah
(ibu dari 5 anak, homeschooler, Ketua yayasan komunitas Homeschooling Muslim dan Rumah Tahfidz Al-Kindi Mahardika Batam)


Mengenal Allah adalah sebuah proses penting dalam kehidupan manusia. Hanya dengan mengenal Allah seseorang akan mengetahui secara hakiki tujuan kehidupannya. Hanya dengan mengenal Allah seseorang dapat memahami apa yang Allah inginkan terhadap kita sebagai makhluk yang diciptakan-Nya. Hanya dengan mengenal Allah kita bisa memahami hakikat keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Hanya dengan proses mengenal Allah yang berbuah keimanan dan ketakwaan, seseorang dapat meraih keberuntungan, kemenangan serta kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Mungkin kita adalah seseorang yang termasuk terlambat dalam memulai proses mengenal Allah. Sementara kita berharap dapat melahirkan generasi yang jauh lebih baik dari kita khususnya dalam hal mengenal Allah. Maka muncullah kebingungan bagaimana kita sebagai orang tua harus mengawali proses mengenalkan Allah kepada anak-anak kita.


Sebelum kita mengenalkan Allah kepada anak-anak, tentunya proses pemahaman itu harus diawali dadi diri kita. Kita harus terus belajar mengenai konsep ketuhanan dan bagaimana konsep tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehingga mampu melahirkan kepribadian diri yang memiliki kualitas keimanan dan ketakwaan yang baik.


Menggali dari berbagai literatur, beberapa point konsep ketuhanan yang perlu diketahui anak-anak adalah:
1. Allah sebagai pencipta
2. Allah sebagai pemberi rezeki
3. Allah sebagai pengatur alam
4. Allah sebagai pemilik
5. Allah sebagai pemimpin
6. Allah sebagai pembuat hukum
7. Allah sebagai pemerintah
8. Allah sebagai satu-satunya yang disembah


Materi di atas tentunya disampaikan secara bertahap sesuai tahapan usia dan dengan pilihan bahasa yang sesuai dengan tahapan kedewasaan mereka. Materi ini bukanlah materi yang disampaikan dalam 8 pertemuan pelajaran, namun materi ini adalah materi yang harus terus kita internalisasikan dalam diri seorang anak sepanjang masa.

Dalam prakteknya, penyampaian materi ini tidak harus selalu disampaikan dengan metode ceramah , konsep ketuhanan dapat kita selipkan diantara kejadian-kejadian sederhana disekitar kita seperti saat mendongeng, saat kunjungan edukasi, outdoor ke alam, saat makan, saat bermain, saat menonton dll, bahkan saat mereka celaka karena terjatuh, misalnya. Tentunya jiwa seorang anak yang terjatuh dan berdarah kemudian dimarahi dan disalahkan orang tuanya, akan berbeda dengan mereka yang celaka kemudian diajak merefleksikan kejadian sebagai tanda kasih sayang Allah yang memberi peringatan dan menggugurkan dosa.

Dalam mengenalkan Allah kepada anak usia dini, beberapa konsep ketuhanan mungkin perlu ditunda atau disederhanakan penyampaiannya.

Dalam tulisan yang berjudul Stategi Pendidikan Agama Sesuai Tahapan Usia Anak, Psikolog Innu Virgiani menyatakan bahwa pada tahap anak yang berumur 3 – 6 tahun, konsep mengenai Tuhan banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi, sehingga dalam menanggapi agama anak masih menggunakan konsep fantastis yang diliputi oleh dongeng- dongeng yang kurang masuk akal. Cerita Nabi akan dikhayalkan seperti yang ada dalam dongeng- dongeng. Pada usia ini, perhatian anak lebih tertuju pada para pemuka agama daripada isi ajarannya dan cerita akan lebih menarik jika berhubungan dengan masa anak-anak karena sesuai dengan jiwa kekanak- kanakannya. Dengan caranya sendiri anak mengungkapkan pandangan teologisnya, pernyataan dan ungkapannya tentang Tuhan lebih bernada individual, emosional dan spontan tapi penuh arti teologis.


Berdasarkan pengalaman penulis, secara bertahap beberapa konsep di bawah ini bisa kita sampaikan dengan bahasa yang sederhana melalui refleksi kejadian di sekitar mereka. Untuk tahap awal point-point materi Mengenal Allah yang bisa disampaikan kepada anak-anak usia dini, diantaranya:

1. Pada fasa gramatikal dimana anak menangkap informasi lebih pada kontekstual bahasa dan belum terlalu banyak mempertanyakan makna dibaliknya maka perbanyaklah mengenalkan kalimat Laa ilaha ha illlah,Tidak ada Tuhan selain Allah. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran:
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia" - (Q.S. Al-Baqarah 163)
Apabila menjumpai anak yang kritis dan bertanya Tuhan itu apa, maka kita bisa menjawab dengan bahasa sederhana yang menggambarkan konsep ketuhanan yang disebutkan diatas. Jika anak terus bertanya maka kita bisa mengenalkan lebih dalam lagi tentang sifat-sifat Allah yang dijelaskan dalam Al-quran. Insya Allah akan dibahas lebih mendetail dalam lanjutan artikel ini.


2. Jika menemui anak yang kritis dan bertanya mengapa tuhan hanya ada satu, maka kita bisa menyampaikan sifat Allah selanjutnya yaitu Allah tidak memiliki dan tidak membutuhkan mitra/partner. Jelaskan bahwa jika ada lebih dari satu Tuhan pasti akan terjadi kekacauan. Kita bisa memberikan contoh dari hal yang lebih dekat dengan kehidupan mereka. Misalnya, jika ada 2 supir yang mengendalikan satu mobil pasti akan terjadi kekacauan. Jika anak bertanya dari mana kita mengetahuinya, sampaikan bahwa hal tersebut disampaikan Allah dalam Al-quran
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ´Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
(QS: Al-Anbiyaa Ayat: 22)


3. Dalam kesempatan lain kita bisa mengenalkan Allah dengan diawali diskusi bertema keluarga. Misalnya, tanyakan kepada anak kita siapa nama ibu dan ayah mereka, siapa nama ayah dan ibu dari orang tua mereka, siapa saja nama saudara-saudara mereka dll. Kemudian lanjutkan diskusi ringan pada pembicaraan yang lebih dalam tentang mengenal Allah bahwa Allah tidak memiliki anak dan tidak memiliki orang tua sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran
“Tidak Dia beranak, dan tidak Dia diperanakkan.” (Al-ikhlas ayat 3).


4. Mungkin kita menjumpai anak yang kritis dan bertanya tentang seperti apakah Allah itu. Atau mungkin kita secara sengaja ingin menambah materi pengenalan Allah. Buatlah diskusi ringan di rumah yang diawali dengan bertanya tentang perbedaan wajah setiap orang, perbedaan jenis-jenis hewan lalu masuklah pada pembicaraan yang lebih dalam tentang Allah bahwa Allah yang menciptakan semua makhluk berbeda dari makhluknya dan tidak ada satupun yang menyerupai dan menandingi Allah, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-quran
"... Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat" - (QS. Asy-Syura : 11)


5. Manfaatkanlah kesempatan emas saat menemui kejadian-kejadian istimewa di sekitar kita. Sebagai contoh mungkin anak kita menemukan binatang yang mati. Bukalah sebuah diskusi sederhana tentang konsep mati atau sudah tidak hidup lagi. Sebutkanlah ciri-ciri sederhana yang tampak kasat mata mereka tentang perbedaan makhluk yang masih hidup dengan yang sudah mati. Sampaikanlah bahwa semua makhluk yang hidup akan mati pada akhirnya, sementara Allah selalu ada, hidup kekal/abadi dan tidak akan mati. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran
Dialah Yang Awal (tidak berpemulaan) dan Yang Akhir (tidak berkesudahan)... " - (QS. Al-Hadid : 3)


6. Dalam sebuah kesempatan dimana balita kita sedang membutuhkan pertolongan, ajarkan mereka untuk meminta tolong dengan cara yang baik saat mereka tidak mampu menyelesaikan masalah mereka sendirian. Sampaikan bahwa meminta tolong setelah apa yang diusahakan tidak berhasil adalah sesuatu yang wajar bagi setiap orang. Setiap manusia pasti membutuhkan pertolongan orang lain. Lalu masuklah pada materi yang lebih dalam tentang pengenalan Allah. Allah mandiri/tidak membutuhkan bantuan makhluk-Nya, hanya zat lemah yang membutuhkan pertolongan sebagaimana yang disampaikan dalam Al-quran
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup, yang berdiri sendiri... " - (QS.Al-Baqarah : 255)"


7. Saat kita menemukkan anak kita sulit tidur, ini bisa menjadi kesempatan untuk mengenalkan Allah. Sampaikanlah bahwa Allah menjadikan malam untuk beristirahat bagi manusia serta menciptakan siang untuk mencari karunia Allah. Semua manusia membutuhkan tidur untuk beristirahat karena yang tidak mengantuk dan tidak tidur hanyalah Allah sebagaimana yang disampaikan dalam Al-quran
"tidak mengantuk dan tidak tidur" (al¬Baqarah(2): 225)

8. Saat kita bersama anak-anak kita melihat sesuatu yang baru atau yang membuat ia merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentangnya, usahakalah untuk selalu menyertakan Allah didalamnya. Sampaikanlah bahwa Allah yang menciptakan segala sesuatu, yaitu semua makhluk, alam semesta serta isinya. Adapun beberapa benda di sekitar mereka yang dibuat oleh manusia, sesungguhnya bahan bakunya berasal dari ciptaan Allah. Ajak anak untuk membedakan mana benda ciptaan Allah secara langsung, mana benda yang dibuat dan dikembangkan oleh manusia.
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu
(Q.S Az-Zumar 62)


9. Ketika kita menemui anak yang sangat kritis bertanya tentang bagaimana wujud Allah, sementara jawaban-jawaban yang secara eksplisit ditulis di dalam Al-quran belum juga memenuhi kepuasan mereka dalam bertanya. Sampaikanlah bahwa kita dapat mengetahui kebesaran Allah dengan hanya melihat tanda-tanda kekuasan-Nya. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Al-Quran bahwa apa yang diciptakan Allah merupakan tanda kesempurnaan dan kekuasaan Allah.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau,maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS.Ali Imran [3]:190-191)
Ajaklah anak berdiskusi tentang fenomena di sekitar mereka serta bagaimana Allah memberikan manfaat dari setiap penciptaannya. Berikan mereka pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang apa yang akan terjadi jika penciptaan tersebut ditiadakan.

10. Mungkin kita menemui balita yang sangat kritis bertanya mengapa kita tidak bisa melihat Allah. Sampaikanlah bahwa kita bisa memahami keberadaan Allah melalui ciptaan-Nya meskipun saat ini kita belum bisa melihat Allah. Bagaimana mungkin ada penciptaan jika tidak ada penciptanya. Sehingga meskipun kita saat ini belum bisa melihat Allah kita yakin Allah itu ada dengan segala kebesaran-Nya karena kita dapat melihat buktinya melalui ciptan-Nya. Meskipun begitu, walaupun kita tidak bisa melihat Allah, Allah bisa melihat kita sebagaimana yang difirmankan dalam Al-Quran
”Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S Al-Hujurat 18)
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Hadid :4)
Ingatkanlah mereka untuk senantiasa berbuat kebaikan dimanapun dan kapanpun karena Allah senantiasa melihat kita.

11. Ketika anak bertanya tentang keberadaan Allah janganlah kita menjawab bahwa Allah ada dimana mana meskipun dalam Al-quran Allah berfirman
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.(115)
Penafsiran bahwa Allah ada di mana mana merupakan penafsiran yang salah.
Dalam Q.S As Sajadah ayat 4
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ´Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa´at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
Yaitu) Rabb Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas Arsy .” (QS. Thoha : 5)
Sehingga saat anak bertanya dimanakah Allah, Allah ber-istiwa/bersemayam diatas ´Arsy, atau menetap tinggi di atas ´Arsy. ´Arsy secara bahasa artinya singgasana raja namun ´Arsy yang dimaksud didalam ayat al quran adalah sebuah singgasana milik Allah yang dipikul oleh para malaikat. Namun bersemayamnya Allah tidaklah sama dengan bersemayamnya para raja sebagaimana Allah menegaskan dalam quran bahwa tidak ada satupun yang menyerupai-Nya.
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Q.s As Syura ayat 11)

12. Ketika anak bertanya bagaimana ia bisa melihat Allah. Sampaikanlah bahwa ada diantara para penghuni surga yang sangat spesial yang mendapat hadiah tambahan yang istimewa yaitu dapat bertemu langsung dengan Allah. sebagaimana disampaikan dalam Al-quran
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (melihat wajah Allah Ta’ala). Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya” (QS Yunus:26)


13. Mungkin kita menemui anak yang sangat kritis bertanya tentang bagaimana Allah membuat ini dan itu. Sampaikanlah bahwa bagi Allah menciptakan sesuatu sangatlah mudah. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran:
"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia" - (QS. Yasin: 82)

14. Jadikanlah kejaidan di sekita mereka sebagai kesempatan mengenalkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan tujuan, tidak ada satupun yang sia-sia
“Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka (Qs. Ali Imran 3 : 191).
Demikian beberapa poin pengenalan Allah yang bisa kita mulai pada awal-awal usia anak-anak kita. Konsep yang lebih dalam dapat kita sampaikan di tahapan selanjutnya.
Adapun output yang diharapkan dari pemahaman anak-anak pada tahapan ini adalah sbb:
1. Anak tumbuh dalam suasana yang menghidupkan nama Allah
2. Anak mengetahui bahwa tiada Tuhan selain Allah, meskipun pada tahapan ini anak belum mengetahui secara dalam apa makna serta konsekuanesi dibalik pernyataan tersebut
3. Anak senantiasa merasakan kebersamaan Allah dalam kehidupannya melalui proses berdzikir baik secara ayat kauliyah maupun kauniyah
4. Dengan memahami konsep Allah sebagai pencipta diharapkan dapat membentuk kepribadian anak yang senantiasa menjaga, memelihara, dan memanfaatkan semua karunia Allah dengan cara yang baik. Secara bertahap mereka akan memahami bahwa segala sesuatu di sekitar mereka merupakan milik Allah yang dititipkan kepada kita.

Adapun metode yang bisa digunakan dalam mengenalkan Allah pada fasa awal-awal usia mereka diantaranya:
1. Membangun lingkungan yang memberi pengalaman religius bagi anak
2. Memberikan teladan pengamalan agama dan kedekatan kepada Allah didalam rumah
3.
Mengkaitkan sekian banyak pengalaman dan kejadian dengan nilai-nilai Ilahiah dan memperdalam pengenalan mereka akan sifat-sifat Allah
2. Membaca buku cerita yang bernuansa islam sesuai dengan tahapan usianya
3. Membaca kisah nabi yang disajikan dalam buku yang dirancang sesuai dengan tahapan usianya
4. Memperdengarkan ayat-ayat Al-quran dan mengenalkan bahwa Al-quran memuat pesan Allah kepada manusa. Misalnya ketika kita ingin memberi nasihat kepada anak kita, katakanlah "Kata Allah di dalam Al-quran........" Mungkin pada tahap awal redaksi perintah dari quran belum diberikan secara mendetail. Tapi minimal mereka mengetahui bahwa informasi tersebut didapatkan kita dari Al-Quran. Sejalan dengan pertambahan usianya, kita bisa melengkapi diskusi-diskusi kita bersama anak-anak dengan membacakan langsung ayat al-quran beserta artinya.


Referensi:
Ahammiyattu Ma'rifatullah-Materi Tarbiyah
Ath-Thariiq ila Ma'rifatullah-Materi Tarbiyah
Strategi Pendidikan Agama Sesuai Tahapan Usia Anak,Innu Virgiani, P.Si


PROLOG
Mengenal Allah adalah proses belajar seumur hidup maka mengenalkan Allah kepada anak juga proses pendidikan seumur hidup. Mungkin saat kecik kita hanya sebatas mengenalkan tauhud rububiyah pada mereka tp sejalan dgn waktu, nilai nilai ilahiah kit transfer kepada mereka dgn semakin lebih dalam dan luas. Maka tentunya hal yg perlu kita lakukan sebelum mengenalkan Allah kepada anak anak kita adalah mengenak Allah itu sendiri. Sudah sejauh mana ujian cobaan kelelahan rasa galau kecewa sakit hati sedih senang bahagia dan segala perasaan lain saat menghadapi setiap takdir kita menjadikan kita semakin mengenal Allah.

❓❓❓❓
SESI TANYA JAWAB
1⃣(bunda hayu)
Anak saya Satria 6thn pernah bertanya sampai sekarang saya belum bisa menjawabnya dengan tepat😁Pertanyaannya "semua yang ada di alam semesta ini ciptaan Allah,  lalu siapa kah yang menciptakan Allah? dari mana asalnya,  ma? Mohon bantuannya untuk menjawab pertanyaan anak saya bunda... Jazakillah
1⃣ “Tidak Dia beranak, dan tidak Dia diperanakkan.” (Al-ikhlas ayat 3).
Dialah Yang Awal (tidak berpemulaan) dan Yang Akhir (tidak berkesudahan)... " - (QS. Al-Hadid : 3)
Satria sayang..... Allah itu tidak ada yang menciptakan, Allah itu selalu ada, bukan zat yang tadinya tidak ada lalu menjadi ada, Allah juga akan selalu ada, tidak seperti kita yang hidup kemudian mati. Jadi Allah itu kekal. Allah juga tidak punha orang tua jadi tidK peenah dilahirkan. Bunda tau itu semua dari Al quran.

2⃣(bunda fatima)
a)Konsep ketuhanan yang perlu ditunda apa saja? Yang perlu disederhanakan apa saja?
b)Saya masih tertatih dalam menyelami pemikiran anak tentang ketuhanan. Asma (3tahun) baru mulai banyak nanya. Awalnya tanya tentang maksud potongan ayat2 yang dia hafal *hafal potongan2nya tok, bukan sesurat*
"biyadihi itu apa mi?"
"attin tu apa mi?"
Saya coba menjelaskan dengan bahasa yang menurut saya bisa dipahami. 
Mungkin karena sering disebut kata Allah, ia jadi tanya tentang Allah. 
"Allah itu apa mi?"
"Allah itu banyak mi?", dan sebagainya. Berulang-ulang.
Saya coba jelaskan dengan kata2 yang menurut saya bisa ia pahami. Nah pas coba saya tanya balik, 
"Allah itu siapa kak?" dijawabnya
"Allah itu.. Bu guru mbah ti" 😅
(Kalau liburan, Asma sering diajak Mbah Ti-nya ngajar di paud dan ketemu guru2 paud).
Jadi intinya saya teh masih belum connect, anak-anak mikir tentang ini gimana sih.
c)Biar nggak lola pas ditanya anak gimana teh? Kalo ditanya2, saya asa suka kelamaan mikirnya 😅
Terima kasih teteh.. 😚😚
2⃣ Jadi kan ada beberapa point penekanan dalam mengenal Allah
1. Allah sebagai pencipta
2. Allah sebagai pemberi rezeki
3. Allah sebagai pengatur alam
4. Allah sebagai pemilik
5. Allah sebagai pemimpin
6. Allah sebagai pembuat hukum
7. Allah sebagai pemerintah
8. Allah sebagai satu-satunya yang disembah

Sebenenarnya bukan perlu ditunda, tp.pendalamannya mmg disesuaikan dyn usia anak, pwnjabarannya disesuaikan dengan daya tangkap anak. Memang untuk anak 1 atau  2 tahun pertama sounding ttg Allah hanya sebatas pencipta, tp sejalan dengan usia jika kita berusaha mengaitkan hal hal di sekitar kita ttg Allah anak anak insya Allah akan terus bertambah pengenalan kepada  Allahnya. Saat menerima kiriman makanan dr tetangga, atau saat ada yg menghadiahkan anak nak, kita bisa mengenalkan Allah sebagai pemberi rezeki. Saat kita makan dan menyampaikan aturan makan kita bisa sounding ttg Allah sebagai pembuat hukum. Dll.
Intinya adalah bagaimana setiap kejadian bisa kita refleksikan dengan mengaitkan pada nilai nilai ilahiah.
Tidak apa apa anak anak blm terlalu ngeh pada awalnya ttg Allah krn pada tahapan ini anak anak kan lebih ngerti pada hal.konkrit dan sulit memahami yg abstrak. Buat mereka Allah masih bersifat abstrak. Yg penting terus aja memberi teladan dalam mdnjalani kehidupan  dari sisi mengenal dan mendekatkan diri pada ALlah.


3⃣(bunda khusnul)
a)Apakah ketika ada suatu kejadian ataupun aktivitas sehari2 teteh selalu mencuplik ayat2 al quran atau hadist? Jadi harus hapal semua donk teh? --> hiks saya pas2an ilmunya
b)Apakah semua anak teteh sudah mencapai target yg dipatok pada setiap fase usianya dalam mengenal Allah? Atau ada kesulitan kah?
c)Sebelumnya saya punya pengalaman anak saya rafa 3y kadang nangis2 waktu saya bilang mau shalat,waktu itu keceplosan bilang kalo ga shalat nanti Allah marah. Nah di saat lain saya menjelaskan sesuatu rafa malah bilang "nanti Allah marah" T_T salah ga ya teh? Pernah baca untuk usia segitu belum sampai penanaman rasa takut pada Allah
Jazakillah
3⃣ Bunda khusnul saya juga tipe yang pelupa kalo soal nomer surat dan ayat, jd biasanya saya cuma bilang kata Allah dalam al quran. Tp kadang memang sengaja buja sesi tafsir. Lalu penjelasannya ke hal hal sederhana yg mereka alami. Anak anak juga suka denger tafsir nouman ali khan yg pakai kartun, tp yg sdh mendalam mengerti  baru Ali. Jd targetnya baru sebatas mereka tau bahwa al quran bukan cuma dibunyikan dgn mengaji atau hafalan tp didalamnya ada pesan dan petunjuk buat kehiduoan kita. Kata kuncinya "kata Allah dalam quran...."
Anak anak teh gak biasa diajar agama pakai caraseperti pelajaran agama yg di sekolah seperti menghafal teori atau lewat lagu dan syair. Mereka terbiasa dgn kisah. Sehingga kadang mereka sendiri yang menganalisis. Contohnya suatu ketika saat kita diskusi ttg takdir tiba tiba shiddiq 6 tahun memberikan kesimuplan "oh ummi so Allah has already written out strory before He made our life???" Wah sebuH kesimpulan dAsyat bagi saya dan suami yg keluar dr bocah 6 tahun. Jadi saya bingung kalo diganya target krn semuanya mengalir. Yg jelas belajar hikmah itu adalah santapan sehari hari kami walau sedang belajar materi umum sekalipun.
Ada raja' (harap) ada khauf (takut) ada juga cinta. Nah untuk usia awal awal kehiduoan sebaiknya kita mulai dgn pberbagai pemahaman yg menimbulkan roja dulu sebelum khauf. Nanti insya Allah sejalan dgn waktu anak anak pun akan.mengerti. jadi untuk sebuah maksud yg sama.kita bisa memunculkan kalimat yg positif yg membagun harap. Contoh memilih untuk mengatakan Allah menfintai orang orang yg berbuat baik dibanding Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan.


4⃣(bunda lilis)
assalamu'alaykum teh kiki, symau tanya.
sy bunda afra, usia anak sy 2,5 th.
selama(dimule sejak saat kehamilan) ini sy sdh mule mengenalkan Allah kpd anak sy, hakekat Allah sbg Tuhan kita, pencipta dunia dan seisinya.
mule dr menggambarkan langit, kucing (benda sekitar) ciptaan Allah, sblm berakrivitas ( makan, bobo dkk) berdoa kpd Allah, klo afra melakukan tindakan yg kurang berkenan ( merusak brg yg bkn punyanya...dll) nanti Allah marah lho.
yg saya tanyakan apakah pemahaman makna Allah yg diterima anak sy sesuai dg makna Allah yg sy tanamkan, Allah sbg Tuhan kita. soalnya anak saya menyebut sholat, tilawah, Al quran, adzan, masjid, buku2 yg ada tulisan arabnya, berdoa.... dg sebutan Allah "maah Allah, Allah".
anak sy jg kebiasaan/meniru klo ada apa2 bilang "yauowoh ( yaAllah), asfiwoh (astaghfirullah)  karna srg melihat sekitarnya.
sekian pertanyaan sy, terima kasih.
klo anak sy melakukan yg krg berkenan sy jg srg bilang " nanti Allah marah lho", berarti blm saatnya ya bun oenanaman khauf...😃
4⃣ Melihat usianya sudah subhanallah bisa mebgkaitkan segala aktifitas zikrullah dgn mengatakan mah Allah mah. Mmg mungkin baru segitu kemampuan bahasanya tp kita bs pahami bahwa ia melihat kolerasi aktifitas tsb dgn Allah. Maka tidak.perlu galau melainkan syukuri. Sememntara di.luar sana anak 2.tahun mungkin baru bicara apa.... Atau mungkin sedang sibuk joged setiap kali mendengar musik.
Ttg Allah marah lho, mungkin masih bisa diganti kalimatnya selama kalimat tersebut juga disebutkan di al quran. Misal saat anak anak merusak barang, yg lebih sampai dlm otaknya adalah hal yg lebih konkrit seperti kalo rusak tidak bs dipakai lagi. Tp kemudian ttp kita iringi dgn pengenalan Allah. Misal, abang kalo mainannya dilempar nanti cepet rusak lho. Alhamdulillah ya kita dikasih rezeki mainan ini dari Allah. Allah pasti seneng kalo mainan ini bs beemanfaat, bisa panjang umurnya karena awet, jadi temen temen juga bisa ikut main terus. Misalnya.


5⃣(bunda risma)
anak saya (4 thn), selalu bertanya tidak ada habisnya tentang apapun. Dan ketika saya mulai mengenalkan tentang Alloh, dia pun mulai dgn beragam pertanyaan. Ketika saya jawab yg satu, maka dia akan mengajukan pertanyaan yg lain. Nah bagaimana misalnya bila saya sudah kehabisan jawaban dikarenakan keterbatasan ilmu atau sulit mencari kata2 yg mudah difahami utk anak2? Biasanya saya suka mengalihkan dia ke hal yg lain. Atau saya suka bilang, "nanti jg kalau kaka sudah besar akan faham". Apakah hal tsb bisa dibenarkan?
Terimakasih sebelumnya teh..
😘 jazzakillah..
5⃣ Iya... Bertahap dan gak bosen bosen da bahas Allah mah karena setiap kdjadian sederhana di rumah saja bs banyaj banget nilai nilai ilahiah yg dibahas.
Gak papa, bisa juga bilang gitu, tp perlu juga kita mengakui kalo saat itu kita sdg belim bisa menjawab atau menjelaskan. "Kalo soal itu bunda juga masih belajar, bunda coba baca baca dan tanya ustadz dulu ya, kalo bunda sdh mngerti nanti kita bahas lagi ya"


6⃣(bunda husnul)
Assalamu'alaikum, bund nitip pertanyaan ke teh kiki yaa
Gimana yaa cara Memahamkan anak usia 3th agar sayang kpd adiknya yg 1th tanpa ancaman? Awal mula mengajarkan anak usia 6th & 3th ktk bertengkar atau memperebutkan sesuatu agar bljr menyelesaikan masalah mrk sprt apa?
6⃣ Ada jawabannya di dua kisah di buku 5.guru.kecilku hehehe nanti beli ya. Kalo gak mau beli bs ngubek album mobile upload saya.
Ada yg judulny memiliki balita 2 tahun itu sesuatu banget.
Sama yg judulny kala cemburu melanda.
Kalo pusing ngubeknya beli bukunya aja ya.


7⃣(bunda nofi)
Assalamualaikum. Mau ikut tanya. Bagaimana mengajak anak untuk shalat yg benar? Mksudnya shalat mngikuti gerakan imam. Anak saya hmpir 4th tapi belum bisa anteng. Kalo di masjid ganggu. kalo di rumah minta gendong pas shalat. Sudah sering dibilangin tapi tetap diulangi. Anak saya vokalnya belum jelas. Diajarin iqro baru sampe ta. Tsa ke sana belum bisa bedain.
Terima kasih
7⃣ 
Ibu perintah untuk mengajarkan shalat itu kan baru usia 7 jd pastikan kita tidak memberikan beban lebih awal dari beban yg dihariskan syariat. Adakah pendidikan yh lebis sempurna dr islam.
Nah soal mengajak anak ke mesjid kan sifatnya pembiasaan. Tetapi berusaha untuk tidak menganggu orang beribadah itu kewajiban. Maka kalo blm bs bekerjasama datamg ke mesjid ya bs ditunda sampai ia lebih siap untuk tertib.
Ibu gendong pas salat juga bagian dr tarbiyah kepada anak ttg shalat.


8⃣(bunda fatima)
Teteh kalau kajian tafsir di rumah, kajiannya disamakan untuk semua usia?
8⃣ Kalo yg sama saya barengin biasanya yg 6 dan 7. Tp yg 4 pun suka teekadang ikut okutan.
Samalah ibu saat ke pengajian ustazd kan beda beda umur sedikit masih bs digabunh dalam kelas yg sama.
Kajian tafsirnya juga sederhana aja misal saya waktu itu bacain surat al imrah ayat 1 smp 3 tahsirnya jadi bahas ttg rezeki wortel dr tetangga untuk kelinci kami saat tukang sayir libur tidak datang. Padahal kalimaymya hanya yg senantiasa mengurus makhlukNya. Tp ceritanya bs kemana mana.


9⃣(bunda risma)
Teh mau nanya, klo misalnya anak suka disalah2 kan penyebutan bacaan surat atau lafaz Alloh bgm yah? Mgkn dia menganggap hal itu lucu. Pdhl udah sering dingatkan tp diulangi terus 😔 . Misalnya saya bilang Alloh, dia blgnya awoh.
9⃣ Kalo saya sih tegas that's not for joking.
Dgn kalimat tegas padat dan nada yg kokoh.
Biasanya anak sy langsung diem.
Kecuali kalo masih kecil banget, tinggal terus aja di talaqi kan dgn lafaz yg tepat.


KESIMPULAN
🌸 Mengenal Allah adalah proses belajar seumur hidup maka mengenalkan Allah kepada anak juga proses pendidikan seumur hidup. Mungkin saat kecil kita hanya sebatas mengenalkan tauhud rububiyah pada mereka tp sejalan dgn waktu, nilai nilai ilahiah kita transfer kepada mereka dgn semakin lebih dalam dan luas. Maka tentunya hal yg perlu kita lakukan sebelum mengenalkan Allah kepada anak anak kita adalah mengenal Allah itu sendiri. Sudah sejauh mana ujian cobaan kelelahan rasa galau kecewa sakit hati sedih senang bahagia dan segala perasaan lain saat menghadapi setiap takdir kita menjadikan kita semakin mengenal Allah
🌸 Beberapa point penekanan dalam mengenal Allah
1. Allah sebagai pencipta
2. Allah sebagai pemberi rezeki
3. Allah sebagai pengatur alam
4. Allah sebagai pemilik
5. Allah sebagai pemimpin
6. Allah sebagai pembuat hukum
7. Allah sebagai pemerintah
8. Allah sebagai satu-satunya yang disembah

🌸 Penjabaran konsep Ketuhanan disesuaikan dengan daya tangkap anak. Untuk anak 1 atau 2 tahun pertama sounding ttg Allah hanya sebatas pencipta,sejalan dengan usia jika kita berusaha mengaitkan hal2 di sekitar kita ttg Allah anak anak insya Allah akan terus bertambah pengenalan kepada Allahnya
🌷 Intinya adalah bagaimana setiap kejadian bisa kita refleksikan dengan mengaitkan pada nilai nilai ilahiah🌷
🌷 Al quran bukan cuma dibunyikan dgn mengaji atau hafalan tp di dalamnya ada pesan dan petunjuk buat kehidupan kita. Kata kuncinya "kata Allah dalam quran...."🌷
🌸 Ada roja' (harap) ada khauf (takut) ada juga cinta. Untuk usia awal kehidupan sebaiknya kita mulai dgn berbagai pemahaman yg menimbulkan roja dulu sebelum khauf.
🌷 Pengenalan terhadap Allah dilakukan bertahap dan tidak boleh bosan membahas Allah karena setiap kejadian sederhana bisa banyak nilai ilahiah yg dibahas.
📝📄📃📑📑📃📄📝

Tidak ada komentar:

Posting Komentar