Bedah Buku "Amazing Parenting"
Oleh Khusnul Dwi Tyasari (chuz)
Notulen: Jessica Festy Maharani
Buku amazing parenting isinya mengupas bagaimana cara berkomunikasi dengan anak dari semua rentang usia.
Penulisnya (bunda rani razak) ini lulusan ITB teknik industri,dulunya kerja di bank swasta, kemudian keluar dan mendalami psikologi anak dan menjadi trainer parenting di yayasan kita dan buah hati (foundernya: bunda elly risman). Beliau punya anak disleksia yg akhirnya dpt beasiswa kuliah di amerika mengambil jurusan toy designer karena dia ingin membuat mainan yg bisa dimainkan oleh anak2 disleksia lainnya.
Ada kutipan bagus dari buku ini:
"Manakala berbicara dgn anak2 yg paling penting bukanlah apa yg kita katakan, tetapi bagaimana kita mengatakannya. Berhati2lah dlm mengeluarkan nada suara dan gerak tubuh saat berbicara dgn mereka"
"Manakala berbicara dgn anak2 yg paling penting bukanlah apa yg kita katakan, tetapi bagaimana kita mengatakannya. Berhati2lah dlm mengeluarkan nada suara dan gerak tubuh saat berbicara dgn mereka"
"Mendidik adalah mengasuh. Mengasuh adalah berinteraksi dan komunikasi.
"Ayah dan bunda, ingatlah, di awal-awal pernikahan,ayah dan bunda mengharap kehadiran anak sebagai buah dari cinta, pelengkap kebahagiaan. Ketika lahir, mereka adalah titipan Allah yang dipercayakan kepada ayah dan bunds untuk dididik. Ayah dan bunda pun bertanggung jawab utk mengembalikan titipan itu kelak dlm keadaan yg terbaik. Mungkin saja, jika anak diberi kesempatan utk memilih orang tuanya, mereka tdk akan memilih kita."
"Ayah dan bunda, ingatlah, di awal-awal pernikahan,ayah dan bunda mengharap kehadiran anak sebagai buah dari cinta, pelengkap kebahagiaan. Ketika lahir, mereka adalah titipan Allah yang dipercayakan kepada ayah dan bunds untuk dididik. Ayah dan bunda pun bertanggung jawab utk mengembalikan titipan itu kelak dlm keadaan yg terbaik. Mungkin saja, jika anak diberi kesempatan utk memilih orang tuanya, mereka tdk akan memilih kita."
Di buku itu juga dipaparkan gaya komunikasi tradisional yg kemungkinan besar masing2 dari kita alami
Gaya otoriter --> terlalu ketat,terlalu disiplin,dan memperlakukan anak sbg pihak yg harus patuh
Gaya permisif--> terlalu membebaskan anak utk melakukan apa saja,sehingga orang lain yg pusing dgn tingkah laku anaknya. Ada ga yg berpikir, "saya dibesarkan dgn otoriter,tetapi baik2 saja!"
Gaya permisif--> terlalu membebaskan anak utk melakukan apa saja,sehingga orang lain yg pusing dgn tingkah laku anaknya. Ada ga yg berpikir, "saya dibesarkan dgn otoriter,tetapi baik2 saja!"
Jaman sudah berubah, tantangan pun berubah. Teknoligi informasi saat ini membombardir anak2 kita dgn berbagai informasi dari segala lini.
Di buku ini juga dijelaskan bagaimana kita memahami komunikasi dgn anak melalui bahasa tubuh. Kadang misal anak melakukan ketidaksengajaan seperti menumpahkan air kita tdk berkata apa2 bahkan kadang bilang gak apa2,tapi bahasa tubuh kita tdk menunjukkan seperti itu,dan anak tetap menangkapnya.
Anak berhak atas diri orang tua yg terbaik
Bnyak alasan ortu bersikap reaktif pada sikap buruk anak
"Namanya emosi ga bs ditahan,langsung nyembur"
"Anak juga harus tahu kalau kita ortu tdk suka dia bersikap seenaknya"
"Kalau sedang capek mana sempat memahami bahasa tubuh anak"
"Anak perlu belajar sopan santun pd ortu"
"Dlm menghadapi anak seperti itu,saya mencoba utk sabar tapi kok susah sekali ya"
"Aduh jadi harus bagaimana bicara dgn anak? Apa yg saya lakukan kok salah semua ya?"
"Namanya emosi ga bs ditahan,langsung nyembur"
"Anak juga harus tahu kalau kita ortu tdk suka dia bersikap seenaknya"
"Kalau sedang capek mana sempat memahami bahasa tubuh anak"
"Anak perlu belajar sopan santun pd ortu"
"Dlm menghadapi anak seperti itu,saya mencoba utk sabar tapi kok susah sekali ya"
"Aduh jadi harus bagaimana bicara dgn anak? Apa yg saya lakukan kok salah semua ya?"
Ada contoh kasus yg bagus di buku ini yg saya sendiri pernah mengalaminya, dan saya yakin ga cuma saya yg mengalaminya ;)
Suatu sore kakak sudah melakukan tugas2nya tanpa disuruh,mandi sendiri,membuat PR,merapikan mainan,kemudian bertanya dgn lembut apakah boleh nonton tv,dgn penuh kasih sayang pasti bunda membolehkan. Lalu bunda sibuk masak utk.makan malam. Bebrapa saat kemudian terdengar bunyi berisik,ternyata kakak bertengkar dgn adiknya. Bunda biarkan dgn tujuan menerapkan teori biarkan anak bertengkar. Namun,tdk lama kemudian terdengar tangisan keras,rupanya si kakak kehilangan kesabaran dan mendorong adiknya ke lantai smpai kepalanya benjol. Reaksi spontan bund? Umumnya menjerit dan memarahi kakak. Betul kan? Namun,ini jelas bukan reaksi yg benar. Amazing communication adl komunikasi yg penuh kasih sayang. Kemarahan,bentakan, dan jeritan jelas bukan cara yg tepat utk mengkomunikasikan kasih sayang ayah dan bunda.
Hal yg perlu diingat saat marah Sebelum mengumbar kemarahan, sebaiknya bunda ingat betapa td begitu sangat sayang kpd kakak. Betapa bunda,sangat bangga padanya. Si kakak adl pahlawan. Dgn cara ini bunda akan bisa menahan marah,tdk menggunakan suara keras apalagi omelan. Sebaiknya dgn lembut tetapi tegas,sampaikan perasaan bunda atas sikap kakak
Hal yg perlu diingat saat marah Sebelum mengumbar kemarahan, sebaiknya bunda ingat betapa td begitu sangat sayang kpd kakak. Betapa bunda,sangat bangga padanya. Si kakak adl pahlawan. Dgn cara ini bunda akan bisa menahan marah,tdk menggunakan suara keras apalagi omelan. Sebaiknya dgn lembut tetapi tegas,sampaikan perasaan bunda atas sikap kakak
Ketika otak belum bisa memahami sebab akibat,anak belum bisa memahami konsekuensi perbuatannya. Oleh karena itu kita harus menunggu sampai kondisi fisik anak siap utk diberi konsep sebab akibat --> kapan? Ketika anak sudah dpt memahami masa lalu, masa kini dan masa yg akan datang,biasanya anak sudah dpt berpikir dgn kesadarannya sendiri saat itu.
Ketika fisik anak belum siap,tapi kita terus mengomelinya dan mendesak anak agar menyadari konsekuensi.perbuatannya, misalnya "kalau kamu malas belajar,nanti masa depanmu buruk!" (Ingat masa lalu?
) si anak akan merasa bahwa ini masalah bunda,bukan masalahku. Yg butuh nilai bagus bunda,bukan aku. Yg mau jd dokter bunda,bukan aku. Anak yg dibesarkan dgn cara seperti itu justru kedewasaannya akan terhambat dan ia akan tumbuh menjadi pribadi yg cuek,tdk peduli diri sendiri dan keluarga serta tdk mandiri
Dalam penutup bunda rani mengutip sebuah ayat di dalam al qur'an
"Pergilah kalian (Musa dan Harun) kpd fir'aun. Sesungguhnya ia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kalian kpdnya dgn kata2 yg lembut. Mudah2an ia mendapat pengajaran" QS At Thaha (20): 43-44
Bahkan Allah SWT pun ketika marah pd fir'aun tetap memerintahkan musa agar berkata lemah lembut kepadanya agar fir'aun mendapat pengajaran.
Apapun jadinya anak kita sangat bergantung pd cara kita mengasuhnya hari ini. Mempelajari dan mempraktikkan amazing communication, sungguh sebuah langkah panjang yg memerlukan kesadaran,tekad besar,dan konsistensi tinggi. Namun inilah tugas dan tanggung jawab kita sbg ortu yg kelak akam dimintai pertanggungjawaban dariNya yg telah memberi amanah pd kita.
"Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yg telah diusahakannya" QS An-Najm Alhamdulillah sudah selesai bedah bukunya. Semoga bermanfaat ya. Kalau ada yg mau didiskusikan yuk kita sharing bersama 


(atika nur windi): lumayan tuh pembahasan bukunya... Tp permasalahan yg sering sebenarnya d aplikasinya, aplg klu anak ditinggal kerja ky saya... Pola asuh nenek susah banget diperbaiki...
Pas ketemu qt ajaran2 yg udah susah payah ditanam hilang lagi
Pas ketemu qt ajaran2 yg udah susah payah ditanam hilang lagi
( khusnul dwi tyasari): Nah kalau itu perlu kesabaran yg sangat,perlu dijelaskan kenapa skrg beda dgn yg dulu. Dan itu perlu waktu. Barangsiapa yang mendapat ujian atau menderita karena mengurus anak2nya kemudian ia tetap berbuat baik kepada mereka,maka anak2nya tersebut akan menjadi penghalang baginya dari siksa api neraka (HR bukhari dan muslim)
Ga cuma yg dititip di neneknya, lebih pusing lg kalo dititip ke yg ga ada hub saudara sama sekali,babysitter atau tetangga atau daycare yg masih tradisional
Saya juga masih belajar sabar kok,krn pd dasarnya saya orang yg ga sabaran
Tapi balik lg,level sabar setara dgn level iman,kalo iman lg turun pasti deh ga sabaran, kalo.iman lg di atas,sabarnya juga lebih luas
Perbaiki diri kita dulu sebelum menuntut macam2 ke anak. Itu prinsipnya. Mau anak shalih/shalihah jadiin dulu diri kita ortu yg shalih/shalihah.
Berdasar pengalaman saya,dulu waktu jaman kegelapan
apa2 itu susaaahh gitu rasanya berat,ngeluh mulu. Setelah memperbaiki kedekatan sama yg di atas ternyata beda bgt. Ini saya ga sok alim ya..cuma berbagi pengalaman. Dan merasa makin belajar itu makin merasa keciill. Makin merasa kok saya ga ngerti apa2 sih
Ga cuma yg dititip di neneknya, lebih pusing lg kalo dititip ke yg ga ada hub saudara sama sekali,babysitter atau tetangga atau daycare yg masih tradisional
Saya juga masih belajar sabar kok,krn pd dasarnya saya orang yg ga sabaran
Tapi balik lg,level sabar setara dgn level iman,kalo iman lg turun pasti deh ga sabaran, kalo.iman lg di atas,sabarnya juga lebih luas
Perbaiki diri kita dulu sebelum menuntut macam2 ke anak. Itu prinsipnya. Mau anak shalih/shalihah jadiin dulu diri kita ortu yg shalih/shalihah.
Berdasar pengalaman saya,dulu waktu jaman kegelapan
(Noor Yunikasari): Problem ibu2 yaaa komunikasi. Abi mulai tau kalo mamanya marah/nyentak reaksinya langsung nunduk mainin barang yg ada d sekitarnya kaya orang takut 

Dan sekarang saya lg memperbaiki cara komunikasi k anak kl g suka kelakuannya, sblm terlambat. Harus bisa!!!!
Dan sekarang saya lg memperbaiki cara komunikasi k anak kl g suka kelakuannya, sblm terlambat. Harus bisa!!!!
Khusnul dwi tyasari: Biasanya kelelahan itu bisa jadi sumber bentakan atau kemarahan yg spontanitas keluar gitu aja. Mempertahankan diri biar tetep waras menghadapi anak dgn segala polahnya itu perlu teknik yg harus dipelajari oleh diri sendiri. Karena masing2 kita beda karakter beda keadaan. Contoh ada yg punya ART ada yg ga, emank ngaruh? Bangeeeett. Ada yg punya amanah di luar rumah ada yg ga. Ada yg dekat keluarga ada yg merantau
Sama banyakin belajar
karena jadi orang tua itu seringkali malah belum pernah membaca bagaimana mendidik anak
Sama banyakin belajar
Alhamdulillah selesai resume bedah bukunya. Semoga lain waktu ada kesempatan lg untuk membedah buku2 bernutrisi lain

Tidak ada komentar:
Posting Komentar